PT.
Berlico Mulia Farma
PT. Berlico Mulia Farma merupakan didirikan pada tanggal 10 November 1993 oleh 5 orang pemegang saham yaitu Bapak Bhudi Santoso, Bapak FM. Budi Krisnanto, Bapak Oerip Soegianto, Bapak Bobby Wijaya dan Bapak Ronnie Iskandar. Sejarah berdirinya PT. Berlico Mulia Farma tidak bisa dipisahkan dengan PT. Ita Farma sebagai cikal bakal dari PT. Berlico Mulia Farma yang didirikan oleh Bapak Budhi Santoso pada tahun 1976, yang dulunya merupakan industri berskala rumah tangga. PT. Berlico Mulia Farma berkiprah di tengah dinamika masyarakat melayani kebutuhan masyarakat Indonesia akan obat-obatan yang bermutu, berkualitas serta aman dengan harga terjangkau.
Pada
awal berdirinya, perusahaan ini hanya memiliki 8 item produk saja. Saat ini telah
lebih dari 80 item produk telah diproduksi. Di masa mendatang masih akan ada
banyak lagi produk-produk yang akan dihasilkan oleh PT. Berlico Mulia Farma,
yang saat ini masih dalam taraf penelitian dan pengembangan, antara lain
obat-obat golongan cephalosporin, dan lain-lain.
A. Sejarah
& Perkembangan
•
Berdiri
pada tgl. 10 November 1993, berdasarkan akta notaris Ny. F. Eka Sumarningsih
No. 53 tahun 1993
•
Merupakan
perkembangan dari PT. Ita Farma
•
Lokasi
pertama : Jl. Laksda Adisucipto (depan Hotel Ambarukmo).
•
Pindah ke
dusun Juwangen Kalasan tahun 1994
•
Mulai
beroperasi tgl. 9 Agustus 1994
•
S/d Januari
2010 jumlah karyawan : 368 orang
•
Jumlah item
obat : +/- 90 item obat, 40 merek dagang
B.
Visi &
Misi
PT. Berlico Mulia Farma didirikan dengan sebuah
misi kemanusiaan, guna meningkatkan tingkat kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat melalui produk-produk yang berkualitas tinggi dengan harga ekonomis
C.
Motto
•
Harga
ekonomis, kwalitas prima
D.
Mutu Produk
dibangun melalui :
•
Bahan
Awal (Bahan baku dan bahan
pengemas) yang sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan
•
Proses
Produksi dan Pengawasan Mutu
yang telah ter-validasi
•
Bangunan dan Sarana Produksi yang ter-kualifikasi
•
Mesin dan Peralatan Produksi yang
ter-kualifikasi dan terkalibrasi secara rutin
•
Personalia
yang kompeten di bidangnya dan
terlatih
E.
Sumber Daya
Manusia
•
Kualifikasi Pendidikan :
–
Apoteker : 20 Orang
–
Asisten Apoteker/Akademi Farmasi : 6 Orang
–
Sarjana Lain : 4 Orang
•
Pelatihan CPOB :
–
Wajib Bagi
Setiap Karyawan (Produksi, kemasan, gudang, teknik, umum, PPIC)
Dilaksanakan secara berkala setahun sekali
PT.
Berlico Mulia Farma memiliki lebih dari 80 macam produk, terdiri dari produk-produk ethical, OTC, food suplement dan medicated
herbal. Macam obat yang diproduksi antara lain liquida (sirup, suspensi, serta
minyak telon), solida (kaplet, tablet, kapsul, serta tablet salut), semi solid
(cream), dan golongan antibiotika non β laktam.
Produk
PT. Berlico Mulia Farma telah tersebar ke seluruh penjuru nusantara melalui
para mitra kerja, yaitu Pedagang Besar Farmasi (PBF) terpercaya yang telah
teruji keterandalannya sebagai penyalur produk-produk farmasi di lebih dari 16
kota besar di seluruh Indonesia.
Untuk
lebih mendekatkan produk-produk PT. Berlico Mulia Farma, jajaran Field Force
(medical sales representatif / MSR) perusahaan ini, telah tersebar di kota-kota
besar, terutama Pulau Jawa. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, beberapa kota
besar di luar Pulau Jawa segera menyusul.
Untuk menjamin mutu suatu obat jadi tidak hanya mengandalkan
pelulusan dan serangkain pengujian tetapi mutu obat harus dibangun sejak awal
ke dalam produk tersebut. Mutu obat tergantung dari bahan awal, proses produksi
dan pengawasan mutu, bangunan dan peralatan yang dipakai, serta semua
personalia yang terlibat. Selain itu semua semua obat hendaknya dibuat dalam
kondisi yang dikendalikan dan dipantau dengan cermat agar obat yang dihasilkan
selalu memenuhi persyaratan. Untuk menjamin agar produk yang dihasilkan
senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan sesuai dengan tujuan
penggunaannya, maka perlu diterapkan aspek-aspek CPOB (Cara Pembuatan Obat yang
Baik). Aspek-aspek CPOB terdiri dari :
1.
Manajemen Mutu
Menurut CPOB 2006, sebuah industri
farmasi harus membuat obat sesuai dengan tujuan penggunaannya, memenuhi
persyaratan yang tercantum dalam dokumen izin edar (registrasi) dan tidak
menimbulkan resiko yang membahayakan penggunanya karena tidak aman, mutu rendah
atau tidak efektif. Manajemen bertangung jawab untuk pencapaian tujuan ini
melalui suatu “Kebijakan Mutu”, yang memerlukan partisipasi dan komitmen dari
semua jajaran di semua departemen di dalam perusahaan, para pemasok, dan para
distributor. Untuk mencapai tujuan mutu secara konsisten dan dapat diandalkan
diperlukan manajemen mutu yang didesain secara menyeluruh dan diterapkan secara
benar. PT. Berlico Mulia Farma memiliki struktur organisasi dengan sistem kerja
yang telah dibagi secara jelas, yang mendukung manajemen mutu dari perusahaan.
2.
Personalia
Personalia PT. Berlico Mulia Farma diupayakan memiliki
pengetahuan, pengalaman, ketrampilan, dan kemampuan yang sesuai dengan tugas
dan fungsinya, dan tersedia dalam jumlah yang cukup. Maka sebelum menerima/recrutment karyawan baru dialakukan
proses seleksi dengan tes-tes tertentu
untuk memperoleh karyawan dengan kriteria sesuai yang diperlukan tiap departemen dan kinerja
karyawan dievaluasi secara berkala oleh pihak HRD (Human Resouces Development).
Setiap pemimpin
pada bagian produksi dan pengawasan mutu
PT. Berlico Mulia Farma telah dipimpin oleh Apoteker (farmasis) orang
yang berbeda dan tidak ada keterkaitan tanggung jawab satu sama lain, sehingga
dapat bertangggung jawab pada unitnya masing-masing.
3.
Bangunan dan Fasilitas
PT.
Berlico Mulia Farma berada di lokasi yang terhidar dari pencemaran, seperti
tempat penimbunan sampah dan industri lain yang membuat pestisida sehingga
tidak mencemari produk yang dibuat. Selain itu
lokasi pabrik dekat dengan jalan raya, mempermudah transportasi pengiriman
bahan baku dan produk.
PT.
Berlico Mulia Farma terletak dilokasi yang sekarang mulai padat penduduk,
sehingga untuk menjaga lingkungan dari pencemaran limbah PT. Berlico Mulia
Farma memiliki pengolahan limbah cair, padat, dan udara.
Untuk
penanganan limbah cair dilakukan dengan dialirkan ke selokan umum (untuk bahan
yang tidak berbahaya), dialirkan kedalam septic
tank (untuk limbah yang berasal dari WC dan kamar mandi), serta Instalasi Pengolahan
Air Limbah (IPAL) untuk limbah dari laboratorium, bekas reagensia, dan
bahan-bahan obat.
Pengolahan
limbah padat menggunakan cara insenerasi dengan alat insenerator. Bahan yang
akan dimusnahkan dengan cara insenerasi terlebih dulu ditampung pada ruangan
khusus dan dimusnahkan sesuai jadwal. Sedangkan untuk pengolahan limbah berupa
gas dibuat cerobong khusus dengan ketinggian yang disesuaikan dengan lingkungan
sekitar agar tidak mencemari lingkungan.
Sesuai
persyaratan CPOB bangunan dan fasilitas
untuk pembuatan obat harus dapat mencegah bahaya yang dapat merugikan bagi
produk, maka area di PT. Berlico Mulia Farma dibagi menjadi kelas black area dan grey area. Ruang kelas Black
area digunakan pada pengemasan sekunder, gudang dan office. Sedangkan ruang kelas grey
area digunakan pada ruang produksi formulasi dan pengemasan primer.
Bangunan menggunakan cat epoxy agar
mempermudah pembersihan dan mencegah rembesan air yang dapat mempengaruhi kelembaban
udara. Ruangan dibuat tidak bersudut untuk mempermudah pembersihan dan mencegah
debu dan kotoran terselip di sudut ruangan.
Untuk
mengontrol kebersihan udara (jumlah partikel/mikroba), mengontrol suhu,
kelembaban, tekanan udara, pola aliran udara, jumlah pergantian udara dan
sebagainya sesuai dengan persyaratan ruang produksi yang telah ditentukan, PT.
Berlico Mulia Farma dilengkapi dengan sistem Air Handling Unit (AHU) pada kelas grey area.
PT.
Berlico Mulia Farma bekerja sama dengan perusahaan pengendali hama (pest control) melakukan pencegahan dan
pembasmian hewan pengerat dan serangga.
4.
Peralatan
Peralatan
yang digunakan dalam pembuatan produk memiliki rancang bangun konstruksi yang
tepat, ukuran yang memadai serta ditempatkan dengan tepat, sehingga mutu yang
dirancang bagi tiap produk terjamin secara seragam dari batch ke batch, serta
untuk memudahkan pembersihan dan perawatannya. Peralatan baru di PT. Berlico Mulia Farma dilakukan kualifikasi antara
lain: Instalation Qualification (IQ), Operational Qualification (OQ),
dan Performance Qualification (PQ). Kalibrasi dilakukan terhadap
peralatan yang digunakan untuk menimbang, mengukur, menguji, dan mencatat pada
periode tertentu yang sudah ditetapkan. Selain itu, program kalibrasinya
terjadwal agar keakuratan peralatan selalu terjaga. Penggunaan masing-masing
jenis peralatan berdasarkan Standard
Operational Procedure (SOP) yang ditetapkan masing-masing departemen,
antara lain dalam pengoperasian, perawatan mesin, dan pembersihannya.
Peralatan
yang digunakan dalam proses produksi menggunakan bahan yang tidak mudah
berkarat dan tidak berinteraksi dengan produk, yakni stainlessteel. Setiap peralatan dilengkapi dengan label yang
menunjukkan status alat dan produk yang sedang diolah. Setiap selesai
digunakan, selalu dilakukan pembersihan rutin (sanitasi alat).
5.
Sanitasi dan Higiene
Pada
pembuatan produk diterapkan tindakan sanitasi dan higiene yang meliputi
bangunan, peralatan, dan perlengkapan, personalia, bahan dan wadah serta faktor
lain sebagai sumber pencemaran produk.
a.
Personalia
Karyawan PT. Berlico Mulia Farma menjalani pemeriksaan
kesehatan berupa general check up yang dilakukan setiap setahun
sekali dan karyawan diikutkan dalam asuransi kesehatan. Karyawan menerapkan hygiene perorangan dengan cara mencuci tangan
dengan sabun atau caiaran pembersih tangan sebelum memasuki
ruangan produksi. Sarung tangan digunakan untuk meminimalisir sentuhan langsung
antara anggota badan dengan bahan baku, produk antara, dan produk ruahan.
Karyawan yang menderita penyakit menular atau menderita luka terbuka dilarang
menangani proses produksi sampai dia sembuh kembali. Karyawan mengenakan
pakaian kerja yang sudah disediakan, penutup rambut, dan alat pelindung diri
seperti masker dan sarung tangan. Karyawan dilarang merokok, makan, dan minum
serta perbuatan lain yang dapat mencemari mutu produk di dalam ruangan
pembuatan dan ruang penyimpanan.
b.
Bangunan
Tersedia kamar mandi dan
tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun, cairan pembersih, pengering
yang berfungsi dengan baik dan jumlah serta kapasitasnya memadai.
Permukaan dinding, langit-langit dan lantai kedap air,
diminimalisir adanya sambungan karena dapat menyebabkan terjadinya pengumpulan
partikel dan mikroorganisme. Ruangan dibersihkan
sesuai prosedur sebelum dan sesudah digunakan, ditandai dengan label bersih
oleh QC. Bahan
pembersih dan pembasmi hama diatur agar
tidak mencemari
peralatan produksi, bahan baku, bahan pengemas, produk antara, produk ruahan
maupun produk jadi. Terdapat kantin yang memadai dan digunakan untuk tempat
konsumsi para karyawan.
c.
Peralatan
Prosedur sanitasi peralatan
dirancang agar dapat mencegah pencemaran peralatan oleh bahan pembersih atau
bahan untuk sanitasi. Peralatan sebelum dipakai diperiksa kembali untuk
memastikan kebersihannya. Setelah digunakan,
peralatan dibersihkan baik bagian luar maupun bagian dalam sesuai dengan
prosedur serta dijaga dan disimpan dalam kondisi bersih dan diberi penandaan status kebersihanya oleh QC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar